“Aku memang telah pergi, dan tentu kali ini untuk tidak pernah kembali lagi. Jagan menangisi kepergian ku seperti ini, ini sudah sebulan dari hari aku diistirahatkan. Memang menyedihkan melepas kepergian orang yang sangat berarti. Aku tahu ini tidak mudah. Tapi, sudahlah, cukup saat hari itu saja. Lanjutkan hidup mu. aku sudah “disini”. Hiduplah kembali dengan normal, aku yakin sudah banyak yang kau lewati sebulan ini. Diluar sana ada banyak orang yang juga merasa kehilanngan mu. berhentilah menangis. Aku juga sedih melihat mu seperti ini, jika kau memang mencintai ku, doakan aku. Itu sudah cukup. Semua orang akan pergi, semua hanya soal waktu. Seperti aku ini, waktu ku sudah habis, sudah saatnya aku pergi. Kau masih punya waktu, berbuat baik dan tetap seperti dirimu yang dulu, yang aku cintai dengan segenap jiwa ku.”
Kata-kata itu masih terngiang di telingaku, wajahnya saat mengatakan itu masih terekam jelas di pikiran ku. Aku bermimipi. Semalam aku bermimpi, mimpi indah bertemu kekasih ku, kami bertemu di taman hijau yang penuh dengan tirai sutra berwarna putih. Udaranya segar, disana sangat harum. Tenang dan juga damai. Benar katanya, aku tidak seharusnya seperti ini. Tenggelam dalam kesedihan yang sebenarnya sudah cukup. Aku memandangi foto itu, foto kami berdua, lalu tersenyum.